D-Dimer: Pengertian, Nilai Normal, dan Interpretasi - D-Dimer adalah fragmen protein yang dihasilkan ketika gumpalan darah mengalami penghancuran dalam tubuh. D-Dimer adalah biomarker yang sangat penting digunakan untuk diagnosis dan pengawasan disorder pembekuan darah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas detail tentang tes D-Dimer, nilai normal, dan bagaimana menginterpretasikan hasilnya.
Apa Itu D-Dimer?
D-Dimer adalah fragmen protein kecil yang dihasilkan ketika gumpalan darah mengalami penghancuran oleh enzim yang disebut plasmin. Proses ini dikenal sebagai fibrinolisis. Tes D-Dimer mengukur tingkat protein fragmen ini dalam darah untuk menentukan apakah terjadi proses pembekuan darah aktif.
Apa Tujuan Tes D-Dimer?
Tes D-Dimer digunakan untuk diagnosis dan pengawasan disorder pembekuan darah, seperti:
- Thrombosis Vena Dalam (TVD): Gumpalan darah yang terbentuk dalam vena dalam, biasanya di kaki.
- Embolisme Paru (EP): Blokade pada arteri paru, biasanya disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas dari bagian tubuh lain.
- Disseminated Intravascular Coagulation (DIC): Kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di seluruh tubuh, biasanya disebabkan oleh infeksi, inflamasi, atau kanker.
- Stroke: Blokade pada arteri yang menuju otak, yang dapat menyebabkan stroke.
Tes ini juga digunakan untuk mengawasi efektivitas terapi untuk kondisi-kondisi tersebut.
Bagaimana Tes D-Dimer Dilakukan?
Tes D-Dimer melibatkan pengumpulan contoh darah dari vena di lengan. Contoh darah tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk analisis. Hasil tes biasanya dilaporkan sebagai positif atau negatif, menunjukkan apakah terdapat tingkat D-Dimer yang tinggi dalam darah.
Nilai Normal
Nilai normal D-Dimer berbeda-beda tergantung pada metode yang digunakan untuk tes dan kondisi medis individu. Biasanya, nilai normal dianggap sebagai di bawah 0,5 mg/L atau 500 μg/L.
Interpretasi Hasil
Jika hasil menunjukkan:
- Tingkat Rendah atau Normal: Ini menunjukkan bahwa tidak terjadi proses pembekuan darah aktif, dan risiko disorder pembekuan darah rendah.
- Tingkat Tinggi: Ini dapat menunjukkan adanya disorder pembekuan darah, seperti TVD, EP, atau DIC. Namun, tidak menunjukkan jenis atau lokasi gumpalan darah.
- Hasil Positif: Ini menunjukkan bahwa terjadi proses pembekuan darah aktif, tetapi tidak menjamin adanya disorder pembekuan darah.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat D-Dimer
Beberapa faktor dapat mempengaruhi tingkat D-Dimer, termasuk:
- Kehamilan: Tingkat D-Dimer biasanya tinggi selama kehamilan karena perubahan pada mekanisme pembekuan darah.
- Penyakit Jantung: Beberapa kondisi jantung dapat menyebabkan tingkat D-Dimer yang tinggi.
- Artritis Rheumatoid: Kondisi ini dapat juga menyebabkan tingkat D-Dimer yang tinggi.
- Operasi Baru: Trauma atau operasi dapat menyebabkan peningkatan tingkat D-Dimer sementara.
- Umur: Orang tua cenderung memiliki tingkat D-Dimer yang lebih tinggi karena perubahan yang terjadi pada mekanisme pembekuan darah dengan usia.
Tes D-Dimer adalah alat diagnosis yang sangat berguna untuk mengidentifikasi disorder pembekuan darah. Memahami nilai normal, interpretasi hasil, dan faktor yang mempengaruhi tingkat D-Dimer dapat membantu dokter membuat keputusan yang lebih tepat tentang perawatan pasien.
D-Dimer - StatPearls - NCBI Bookshelf. (n.d.). Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431064/
Tes D-Dimer: Apa Itu, Apa Tujuan, Risiko & Hasil. (n.d.). Retrieved from https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/22045-d-dimer-test
Tes D-Dimer: MedlinePlus Medical Test. (n.d.). Retrieved from https://medlineplus.gov/lab-tests/d-dimer-test/
D-Dimer - Wikipedia. (n.d.). Retrieved from https://en.wikipedia.org/wiki/D-dimer
Tes D-Dimer: Definisi, Diagnosis, dan Apa yang Harus Dipahami. (n.d.). Retrieved from https://www.medicalnewstoday.com/articles/d-dimer-test
EmoticonEmoticon